Nama : Rofiq Hendra W.M
NPM : 19414774
Kelas : 3IB05
TUGAS 2
CASH FLOW
A. Pengertian Cash Flow
Cash Flow berasal dari
dua suku kata, yaitu cash yang artinya uang dan flow yang artinya
aliran. Jadi secara singkat Cash Flow adalah aliran uang. Berarti Cash Flow
adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan
operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan dalam satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002
: 5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan
arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh peusahaan dan bagaimana
mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan
dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun
buku).
Hal yang harus
diperhatikan dalam cash flow adalah memahami fungsi yang dimiliki suatu
perusahaan itu, kapan perusahaan menyimpan uangnya dan kapan perusahaan
menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan besar.
· Fungsi
Cash Flow
Fungsi dari cash flow
secara umum yaitu melihat aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.
Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai nilai yang berbeda. Contohnya pada
periode awal nominal uang kita sebesar Rp. 100000,00. Akan tetapi pada periode
kedua dan seterusnya nominal uang kita belum tentu sebesar Rp. 100000,00.
Mungkin nominal uang kita naik atau turun seiring bertambahnya waktu. Oleh
karena itu cash flow memberikan gambaran nilai uang Rp. 1000000,00 pada periode
dan seterusnya, apakah nilai nominalnya naik atau turun seiring bertambahnya
waktu.
Cash flow mempunyai 3
fungsi lainnya, yaitu:
1. Fungsi
likuiditas yaitu dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi
awal.
2. Fungsi
anti inflasi, dana yang disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif
cepat.
3. Fungsi
capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran uang yang
berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
• Initial
Cash Flow (Aliran uang awal) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dan lain-lain. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar
(cash out flow).
• Operational
Cash Flow (Aliran uang operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh
karena itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan
aliran kas keluar (cash out flow).
• Terminal
Cash Flow (Aliran uang akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai
sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu
penjualan peralatan proyek.
• Cash
flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan lain:
• Komposisi
penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat
tunai.
• Perusahaan
hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
• Apabila
terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada
budget uang misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer
dalam memenuhi kewajibanya.
B. Penyusunan Cash Flow
Ada empat langkah dalam
penyusunan cash flow, yaitu :
• Menentukan
minimum uang. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
• Menyusun
perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
• Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.
Cara lain dalam
penyusunan cash flow adalah:
• Membuat garis
horizontal menunjukkan skala waktu
• Membuat tanda panah
keatas jika menyatakan penerimaan atau inflow (+).
• Membuat tanda panah keatas jika menyatakan pengeluaran atau outflow (-).
• Cash flow dapat
dilihat dari pihak siapa saja, karena masuk pada peminjam = keluar bagi
pemberi.
P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.
P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.
F (Future) adalah pembayaran pada saat periode yang akan dating yaitu pembayaran yang akan datang yaitu pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada tahun ke –n (sembarang).
A (Annual) adalah
pembayaran seri (tabungan) yaitu pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap
tahun dalam jumlah yang sama besar dilakukan tahun pertama hingga tahun ke –n
sebesar A.
Gradien naik adalah pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang sama secara seragam.
Gradien turun
pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang menurun secara
seragam.
C. Perhitungan Aliran Uang ( Cash Flow )
Ada 2 cara dalam
menghitung cash flow, yaitu:
1.
Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha
tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
2.
Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha
tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
|
Menurut lap.
Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus Kas
|
1.
Pendapatan
|
Rp. 400 juta
|
Kas Masuk
|
Rp. 400 juta
|
2.
Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
|
Rp. 200 jutaRp. 100
juta
|
Kas KeluarKas Masuk
|
Rp. 200 jutaRp. 100
juta
|
3.
Laba Sebelum pajak (EBT)
|
Rp. 100 juta
|
||
4.
Pajak 50%
|
Rp. 50 juta
|
||
Laba Setelah Pajak
(EAT)
|
Rp. 50 juta
|
Cash flow = EAT+Penyusutan = 50 juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning
Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning
After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan
yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha,
penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan
keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk
beberapa periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
1.
b. Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan
(asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta
selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan
arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan
perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
CF1
CF2 CF3
CFN
PV = +
+
+….+
– OI
(1+i)1 (1+i)2
(1+i)3
(1+i)n
NPV= ∑ PV Cash flow – Nilai
Investasi (Original investment)
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Interest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,833
|
Rp. 14.577.500
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,694
|
Rp. 13.186.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,579
|
Rp. 11.869.500
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,482
|
Rp. 10.604.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,402
|
Rp. 9.849.000
|
Total present
valueOriginal investment
|
Rp. 60.086.000Rp.
50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan kriteria
NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya
positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar
Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash
flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Intrest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,833
|
Rp. 20.825.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,694
|
Rp. 17.350.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,579
|
Rp. 14.475.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,482
|
Rp. 12.050.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,402
|
Rp. 10.050.000
|
Total present
valueOriginal investment
|
Rp. 74.750.000Rp.
50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp. 24.750.000
|
Berdasarkan kriteria
NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya
positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar
Rp. 24.750.000
1.
Profit Sharing
Dari contoh diatas. Disini
peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan investasi melalui
contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit Sharing, dengan
tetap melihat perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan
(asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta
selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow)
pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan
perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,2
|
Rp. 3.500.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,2
|
Rp. 3.800.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.100.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,2
|
Rp. 4.400.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.900.000
|
Total ProfitJumlah
Investasi
|
Rp. 20.700.000Rp.
50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -29.300.000
|
Berdasarkan
analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
ditolak, karena jumlah Profit Sharing lebih kecil dari jumlah
investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkanprofit sharing cash flow sebesar
Rp. -29.300.000
Namun, dalam
analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat
ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam
hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya,
berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana
terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,5
|
Rp. 8.750.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,5
|
Rp. 9.500.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,5
|
Rp. 10.250.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,5
|
Rp. 11.000.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,5
|
Rp. 12.250.000
|
Total ProfitJumlah
Investasi
|
Rp. 51.750.000Rp.
50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. 1.750.000
|
Berdasarkan
analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah
Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini terjadi investor akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash
flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil 80:20.
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
Total ProfitJumlah
Investasi
|
Rp. 25.000.000Rp.
50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -25.000.000
|
Berdasarkan
kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta
yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat
menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda hasilnya,
jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x
0,4 = 10.000.000
Waktu investasi =
10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek
investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan
modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan
investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis kelayakan
finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih
yang lebih kecil dari modal, karena pihak investor akan mengalami kerugian.
Contoh : Tabel dan Diagram Cash Flow
Pencatatan Biaya Operasiaonal
Bulan Maret Tahun 2016
Tgl.
|
Perkiraan OCIF
|
Nilai (Rp)
|
Tgl.
|
Perkiraan OCOF
|
Nilai (Rp)
|
||
1
|
Penerimaan Operasi
|
13.000.000
|
1
|
||||
2
|
2
|
Biaya Operasi
|
500.000
|
||||
3
|
3
|
Biaya Produksi
|
3.000.000
|
||||
4
|
Penerimaan Operasi
|
5.000.000
|
4
|
||||
5
|
dst
|
||||||
6
|
6
|
Biaya Operasi
|
1.000.000
|
||||
7
|
Penerimaan Operasi
|
7.000.000
|
7
|
||||
dst
|
Dst
|
||||||
25
|
25
|
Biaya Operasi
|
300.000
|
||||
26
|
26
|
Biaya Produksi
|
7.000.000
|
||||
27
|
Penerimaan Operasi
|
5.000.000
|
27
|
||||
28
|
Penerimaan Operasi
|
5.000.000
|
28
|
Biaya Operasi
|
700.000
|
||
29
|
29
|
Biaya Produksi
|
3.000.000
|
||||
30
|
30
|
||||||
31
|
31
|
||||||
SALDO KURANG
|
SALDO LEBIH
|
19.500.000
|
|||||
JUMLAH
|
35.000.000
|
JUMLAH
|
35.000.000
|
||||
Catatan :
1. Saldo
Lebih hanya diisi apabila Total OCIF lebih besar daripada Total
OCOF
2. Saldo
Kurang hanya diisi apabila Total OCIF lebih kecil daripada Total
OCOF
3. Tanggal
ditulis lengkap selama satu bulan, dari tanggal 1 hingga 30 atau
31 Apabila tidak terjadi transaksi pada tanggal tertentu, perkiraan
dikosongkan.
Sumber :