Sabtu, 18 Juni 2016

Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN












Nama : Rofiq Hendra Wahyu Maulida
NPM : 19414774
Kelas : 2IB05



Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaanya terhadap peredaran uang palsu dan tingginya tindakan kriminalitas di bulan Puasa hingga Lebaran nanti. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, rentang waktu seperti sekarang sangat rentan tindakan kriminal.
Demikian dikatakan Wakil Bupati Majalengka, Karna Sobahi, Minggu 12 Juni 2016. Menurut dia, peredaran uang saat Puasa hingga Lebaran tergolong tinggi hingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengedarkan uang palsu. Menurut dia, masyarakat terutama para pedagang harus berwaspada dengan uang yang diterimanya, dan khusus uang pecahan besar harus diteliti terlebih dulu.
"Berdasarkan pengalaman sering kali peredaran uang palsu terjadi menjelang Lebaran, kondisi seperti itu sangat rentan terjadi karena tingkat belanja sangat tinggi sehingga orang akan lupa memeriksa uang apakah asli atau palsu, makanya teliti saat menerima uang dalam bentuk uang kertas,” ungkap Wakil Bupati.
Karna pun mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap tindak kriminal lainnya seperti pencurian, penipuan, hingga peredaran narkoba. "Saya mengimbau masyarakat jangan pernah mau kalau diminta siapapun untuk mengantar barang tanpa mengetahui barang apa yang diantarkannya apalagi bila upahnya tinggi. Kewaspadaan ini harus dilakukan siapapun, khawatir barang yang diantarkannya adalah narkoba. Karena yang terjerat narkoba di antaranya adalah kurir yang tidak tahu menahu dengan bisnis narkoba,” ucap Karna.
Hal senada disampaikan Kapolres Majalengka Yudhi Sulistianto Wahid. Menurut dia, tingkat kejahatan menjelang Lebaran biasanya meningkat. Namun, polisi akan senantiasa berusaha melakukan penyelidikan atas berbagai kasus kriminal. Semua aparat Babinkamtibmas yang ditempatkan di seluruh desa serta Satuan Intel, kata dia, selalu diminta untuk membuat laporan apapun tentang yang terjadi di daerah.
Meskipun demikian, hal yang paling efektif, kata dia, adalah peran aktif masyarakat yang melaporkan segala sesuatu yang mencurigakan kepada polisi.
Penerbitan Uang Palsu di Indonesia semakin liar. Ini terlihat dari data Bank Indonesia (BI) mencatatkan peredaran Uang Palsu ditemukan sebesar 18.000 lembar. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan, peredaran Uang Palsu memang ada peningkatan jumlah. Untuk itu, BI selaku regulator telah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menangkap pelakunya.
“BI mencatat terakhir ditemukan polisi 18.000 lembar, dan pelakunya sudah tertangkap,” ujarnya, Jumat (3/6/2016). Ronald melanjutkan, dalam peredaran Uang Palsu lebih banyak beredar di pusat ekonomi Indonesia, seperti pulau Jawa.
Dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian, BI berupaya untuk memberikan efek jera dan digerikan ganjaran hukum kepada pelaku. “Apalagi ketika ingin mendekati hari raya lebaran, kita terus massif untuk mensosialisasikan perbedaan uang asli dan palsu,” imbuhnya.

Dalam hal ini, Ronal mengingatkan akan pentingnya 3D yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang. Uang asli jika dilihat pada pojok kanan ada dicetakan dengan tinta khusus. Atau paling gampang kita kenali benang pengamanan yang ada pada setiap uang. “Sama uang asli memiliki tekstur yang kasar karena terbuat dari bahan kapas. Berbeda dengan Uang Palsu yang menggunakan kertas biasa,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar