TUGAS
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Nama : Rofiq
Hendra Wahyu Maulida
NPM : 19414774
Kelas : 2IB05
Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaanya
terhadap peredaran uang palsu dan tingginya tindakan kriminalitas di bulan
Puasa hingga Lebaran nanti. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya,
rentang waktu seperti sekarang sangat rentan tindakan kriminal.
Demikian dikatakan Wakil Bupati Majalengka, Karna Sobahi,
Minggu 12 Juni 2016. Menurut dia, peredaran uang saat Puasa hingga Lebaran
tergolong tinggi hingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk
mengedarkan uang palsu. Menurut dia, masyarakat terutama para pedagang harus
berwaspada dengan uang yang diterimanya, dan khusus uang pecahan besar harus
diteliti terlebih dulu.
"Berdasarkan pengalaman sering kali peredaran uang
palsu terjadi menjelang Lebaran, kondisi seperti itu sangat rentan terjadi
karena tingkat belanja sangat tinggi sehingga orang akan lupa memeriksa uang
apakah asli atau palsu, makanya teliti saat menerima uang dalam bentuk uang
kertas,” ungkap Wakil Bupati.
Karna pun mengimbau masyarakat untuk selalu waspada
terhadap tindak kriminal lainnya seperti pencurian, penipuan, hingga peredaran
narkoba. "Saya mengimbau masyarakat jangan pernah mau kalau diminta
siapapun untuk mengantar barang tanpa mengetahui barang apa yang diantarkannya
apalagi bila upahnya tinggi. Kewaspadaan ini harus dilakukan siapapun, khawatir
barang yang diantarkannya adalah narkoba. Karena yang terjerat narkoba di
antaranya adalah kurir yang tidak tahu menahu dengan bisnis narkoba,” ucap
Karna.
Hal senada disampaikan Kapolres Majalengka Yudhi
Sulistianto Wahid. Menurut dia, tingkat kejahatan menjelang Lebaran biasanya
meningkat. Namun, polisi akan senantiasa berusaha melakukan penyelidikan atas
berbagai kasus kriminal. Semua aparat Babinkamtibmas yang ditempatkan di
seluruh desa serta Satuan Intel, kata dia, selalu diminta untuk membuat laporan
apapun tentang yang terjadi di daerah.
Meskipun
demikian, hal yang paling efektif, kata dia, adalah peran aktif masyarakat yang
melaporkan segala sesuatu yang mencurigakan kepada polisi.
Penerbitan Uang Palsu di
Indonesia semakin liar. Ini terlihat dari data Bank Indonesia (BI) mencatatkan
peredaran Uang Palsu ditemukan sebesar 18.000 lembar. Deputi Gubernur Bank
Indonesia Ronald Waas mengatakan, peredaran Uang Palsu memang ada peningkatan
jumlah. Untuk itu, BI selaku regulator telah bekerja sama dengan pihak
kepolisian untuk menangkap pelakunya.
“BI mencatat terakhir ditemukan
polisi 18.000 lembar, dan pelakunya sudah tertangkap,” ujarnya, Jumat
(3/6/2016). Ronald melanjutkan, dalam peredaran Uang Palsu lebih banyak beredar
di pusat ekonomi Indonesia, seperti pulau Jawa.
Dengan bekerja sama dengan pihak
kepolisian, BI berupaya untuk memberikan efek jera dan digerikan ganjaran hukum
kepada pelaku. “Apalagi ketika ingin mendekati hari raya lebaran, kita terus
massif untuk mensosialisasikan perbedaan uang asli dan palsu,” imbuhnya.
Dalam hal ini, Ronal mengingatkan akan pentingnya 3D
yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang. Uang asli jika dilihat pada pojok kanan
ada dicetakan dengan tinta khusus. Atau paling gampang kita kenali benang
pengamanan yang ada pada setiap uang. “Sama uang asli memiliki tekstur yang
kasar karena terbuat dari bahan kapas. Berbeda dengan Uang Palsu yang
menggunakan kertas biasa,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar